Monday, November 14, 2011

Pengobatan Alternatif Dengan Magnet

Magnet tak hanya berguna untuk
kompas dan industri manufaktur
saja. Selama bertahun-tahun,
para ilmuwan telah berusaha
meneliti sifat penyembuhnya.
Sudah banyak produk-produk kesehatan yang
mengatasnamakan magnet
sebagai alat penyembuh,
meskipun terkadang
manfaatnya tidak terbukti. Memang

masih banyak manfaat
magnet bagi kesehatan yang
belum tersingkap hingga saat
ini. Seperti dilansir DailyRecord,
Senin (14/11/2011), beberapa
khasiat magnet yang sudah terbukti keabsahannya secara
ilmiah antara lain: Magnetic Resonance
Imaging (MRI) Penggunaan magnet yang paling
umum untuk kesehatan adalah
scanner Magnetic Resonance
Imaging (MRI) di rumah sakit.
Perangkat raksasa ini
membantu dokter mendapatkan tampilan struktur organ dalam
yang kompleks namun akurat. MRI menggunakan medan
magnet untuk menciptakan
gambar secara rinci dan
memungkinkan tampilan yang
berbeda ketinggiannya jika
dokter ingin mengetahui detail lebih lanjut. Mengobati Epilepsi Pengobatan magnetik dapat
meringankan gejalapenyakit epilepsi kronis. Sebuah penelitian
di Jerman pada tahun 1999
menemukan bahwa magnet
dengan frekuensi rendah dapat
mengurangi atau membatasi
kejang dan efektif bagi pasien yang tidak bisa mempan dengan
pengobatan biasa. Kumparan magnet ditempatkan
ke samping kepala untuk
mengarahkan gelombang
magnet ke otak. Peneliti
mengklaim bahwa sebagian
besar peserta penelitian berkurang kejang-kejangnya
hingga setengah. Pengobatan
magnetik ini hanya bertahan
selama enam sampai delapan
minggu. Mengobati Radang sendi Dalam suatu penelitian yang
dilakukan oleh Peninsula Medical
School dan diterbitkan dalam
British Medical Journal tahun
2004, peneliti menemukan
bahwa magnet bisa meredakan rasa sakit akibat radang sendi
di lutut dan pinggul. Namun para peneliti juga
mengakui bahwa hasil tersebut
bisa disebabkan oleh efek
plasebo. Mengobati Alzheimer Sebuah penelitian di Italia
menemukan bahwa pengobatan
magnetik dapat membantu
meningkatkan aktivitas kortikal
otak pasien dan membantu
memahami dunia di sekitarnya dengan lebih baik. Laporan yang dimuat dalam
Journal of Neurology,
Neurosurgery and Psychiatry ini
menemukan bahwa stimulasi
magnetik yang berulang-ulang
dapat bermanfaat bagi pasien penyakit saraf seperti Alzheimer. Meringankan Depresi Pasien depresi yang mendapat
stimulasi magnetik mengaku
lebih relaks dibandingkan jika
tidak mendapat pengobatan
tersebut. Sebuah tim di
Universitas Kedokteran Carolina Selatan mensurvei 190 orang
penderita depresi. Setengah di antaranya
mendapatkan pengobatan
magnetik. Hasilnya, 14 persen
dari pasien melaporkan gejala
depresinya menjadi lebih ringan.
Sedangkan dalam kelompok plasebo, hanya lima persen yang
merasakan perbaikan. Membantu Operasi jantung Partikel magnetik juga telah
digunakan dalam operasi
jantung. Para ilmuwan
menggunakan partikel kecil
magnet yang melekat pada sel
induk untuk membantu memperbaiki hati yang telah
rusak. Laporan penelitian yang dimuat
dalam Journal of American
College of Cardiology ini
menemukan bahwa teknik
tersebut efektif pada tikus dan
akan diuji coba pada manusia untuk tahap berikutnya.
Efektivitas sel-sel induk
meningkat lima kali karena
partikel magnetik memandu sel-
sel ke daerah sasaran. "Nampaknya serangan jantung
dan cedera pembuluh darah
lainnya dapat diobati dengan
menggunakan suntikan sel
tubuh magnetik. Teknologi ini
bisa disesuaikan untuk melokalisasi sel-sel di organ lain
dan menjadi alat yang berguna
untuk segala macam terapi sel,"
kata penulis penelitian, Dr Mark
Lythgoe. "Penelitian menunjukkan bahwa
nanomagnets dapat digunakan
untuk membantu terapi sel-sel
induk menjangkau daerah-
daerah tertentu di dalam
tubuh, terutama di dalam pembuluh darah dimana darah
mengalir cepat dengan tekanan
tinggi," kata Profesor Peter
Weissberg, direktur medis The
British Heart Foundation yang
mendanai penelitian. Mengurangi Pembengkakan Sebuah penelitian oleh
University of Virginia
membuktikan bahwa magnet
dapat mengurangi
pembengkakan. Ilmuwan
menemukan bahwa magnet statis mampu mengurangi
pembengkakan kaki belakang
tikus hingga 50 persen. Teorinya adalah daerah yang
terkena kalsium dalam sel otot
menyebabkan pelebaran
pembuluh darah arteri. Dengan
memaparkan magnet, pelebaran
tersebut dapat dikurangi.

Related Posts by Categories



 

Copyright © 2009 by MONYONG BLOG