Sunday, November 13, 2011

Orang Indonesia Tak Berani Bayar Lebih Mahal untuk Energi

detikcom - Jakarta, Orang Indonesia memiliki
kecenderungan untuk tidak mau
membeli kebutuhan energi
dengan harga yang sedikit lebih
mahal. Akibatnya sumber energi
seperti batubara dan gas yang jumlahnya berlimpah lebih
banyak diekspor ke luar negeri Hal tersebut disampaikan oleh
Wakil Menteri Energi

Sumber
Daya Mineral ESDM Widjajono
Partowidagdo ketika ditemui di
Oh La La Cafe pada sebuah
diskusi publik Sindo Hot Topic, Jakarta, Senin (14/11/2011). "Untuk gas dan batubara,
misalnya di batubara, pasokan
domestik kita hanya 20%. Kita
sebetulnya bisa tambah lagi
kebutuhan domestik untuk
pembangkit batubara, agar listirk bisa lebih murah. Tapi di
Indonesia maunya murah-murah
semua, kalau harganya bisa
menyamai dengan harga ekspor,
maka pengusaha batubara akan
mau menjualnya ke dalam negeri daripada ke luar negeri,"
ungkapnya. Menurutnya dengan mau
membayar dengan harga
menyamai harga ekspor,
Widjajono mengatakan harga
yang dibayar masih lebih murah
daripada membeli bahan bakar minyak. "Sekalipun lebih mahal,
tidak apa-apa, pasti lebih murah
daripada minyak. Bahkan bisa
setengahnya," ujarnya. "Kemudian, di Jakarta, SPBG
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Gas) hanya terdapat beberapa
saja. Itu karena gasnya terlalu
murah. Padahal harga
keekonomiannya Rp 4.000/liter setara premium (LSP). Sekarang
dijual Rp 3.100, kalau dinaikkan
investor pasti akan datang
dengan sendirinya. Karena lebih
menguntungkan, dan SPBG-SPBG
baru akan bermunculan juga," kata Widjajono. "Kita jangan lah nawar-nawar
lagi, jadi lebih baik untungkan
saja pengusaha," pintanya. Untuk pasokan gas bagi PLN,
Widjajono mengatakan bahwa
harga pembelian dari KKKS
pengelola lapangan gas memang
harus dinaikkan. Sehingga pihak
kontraktor mau untuk menjual ke dalam negeri ketimbang
harus diekspor ke luar negeri.
Karena sejauh ini PGN selau
distributor gas dalam negeri
masih membeli gas dengan
harga yang murah. "Itu dia, sekarang itu harga dari
PGN harus yang pantas. Kalau
harganya tidak pantas, maka
tidak bisa kita dapatkan gas.
Jadi bayar sedikit lebih mahal
tidak apa-apa, tapi lebih murah daripada membeli BBM kan lebih
baik," tukasnya. Biaya pokok produksi
menghasilkan listrik dari gas
lebih murah ketimbang melalui
BBM. Maka itu orang Indonesia
seharusnya berani membeli
kebutuhan energi dengan harga yang lebih mahal, dan itu akan
lebih murah daripada BBM. Hal ini
dilakukan agar pemerintah
dapat berhemat triliunan rupiah
dengan mendiversifikasi
penggunaan BB

Related Posts by Categories



 

Copyright © 2009 by MONYONG BLOG